Rapid Test Covid-19, Hasil REAKTIF Atau NON REAKTIF? Begini penjelasannya!

Saya akan menjelaskan sedikit dengan bahasa awam tentang ilmu diagnostik imunologi dari “Rapid Test Covid-19” yg begitu menggemparkan semua kalangan.

Didalam strip “Rapid Test Covid-19” mengandung antigen spesifik dari Virus SARS Cov-2 atau disebut juga Corona Virus 19. Antigen tersebut sangat reaktif terhadap sistem imun kita yang disebut antibodi yaitu Imunoglobulin M (IgM)  dan Imunoglobulin G (IgG) jika terjadi peningkatan kadar imun dalam tubuh. Pada saat darah kita diambil kemudian dipisahkan serumnya(mgd IgM dan IgG) maka antibodi yang terdapat didalam serum (IgM dan IgG) jika kadarnya melebihi dari normal akan memberika hasil reaktif. Dalam arti hasil “REAKTIF” bisa hanya IgM saja (1 garis) atau IgG saja (1 garis) atau IgM dan IgG (dua garis) mirip test kehamilan (kondisi ini disebut “reaktif”). Jika kadar antibodi kita normal maka tidak akan ada garis “reaktif” yang muncul (kondisi ini disebut tidak reaktif).
Lalu apa hubungan tubuh kita dengan “Rapid Test Covid-19” ini?
Pada saat tubuh kita sehat, maka kondisi tubuh kita berada dalam situasi siaga, kadar antibodi (IgG dan IgM) dalam kondisi normal sehingga pada saat ditest “Rapid Test Covid-19” memberikan hasil “Tidak Reaktif”. Lalu kapan terjadi hasil “reaktif”?

Tubuh kita diciptakan Tuhan begitu luar biasa, saya waktu mempelajari ilmu imunologi dan serologi terkagum-kagum betapa Tuhan menciptakan manusia begitu sempurna secara fisik dibandingkan mahluk ciptaan lainnya (kita disebut mahluk Superior). Pada saat tubuh kita terserang infeksi Bakteri atau virus atau jamur atau mikroorganisme lainnya (disebut juga antigen) maka sistem kekebalan tubuh kita (imun) akan bereaksi luar biasa menggempur dan menghambat bahkan mematikan virus atau jamur atau mikroorganisme (antigen) tersebut.

Lalu bagaimana caranya? pada saat infeksi maka sistem imun kita akan bergerak dengan sangat cepat. Sistem imun kita terdiri atas imun humoral dan imun seluler.  Kedua sistem imun ini akan bersinergi membentuk suatu benteng pertahanan yg kokoh dalam mengempur virus atau jamur atau mikroorganisme (antigen)  yang masuk dalam tubuh. Imun humoral adalah imun yang berupa senyawa biokimia tubuh yg mampu menonaktifkan racun/toksin atau virus atau jamur atau mikroorganisme (antigen) salah satunya adalah antibodi imunoglobulin M dan G (IgM dan IgG) sedangkan imun seluler adalah imun berupa sel aktif yang menggempur virus atau jamur atau mikroorganisme lainnya (antigen) secara langsung berhadapan muka (face to face), misalnya leukosit dan kawan-kawan.

Tubuh kita luar biasa, yaitu dapat membedakan infeksi bakteri, jamur atau virus sehingga hal ini akan mempengaruhi produksi antibodi yg spesifik utk bakteri jika infeksi bakteri dan antibodi spesifik virus jika infeksi virus. Jenis antibodi spesifik infeksi virus berbeda dengan infeksi bakteri. Tapi jenis antibodi spesifik infeksi virus akan sama dengan infeksi virus yang lain apalagi jika virusnya satu keluarga (familiy)

Pada saat kita sakit infeksi (masuknya antigen) maka 2-7 hari pertama akan terjadi aktifitas imun seluler dan peningkatan kadar melebihi normal dari Imun humoral salah satunya IgM (ini disebut fase akut), melewati masa diatas 1 atau 2 minggu makan tubuh akan memproduksi IgG utk membantu membereskan infeksi pada masa kronis. Jadi IgM antibodi masa akut, sedangkan IgG antibodi masa laten (kronis) atau masa pemulihan (sembuh).

Pada saat kita sakit akut, dan diduga penyebabnya adalah virus maka jika diperiksa dengan “rapid test” akan memberikan hasil reaktif IgM. Jika kita sudah sembuh, IgM akan hilang dan yang masih bertahan adalah IgG maka akan memberikan hasil “non reaktif IgM” dan “reaktif IgG” , jika kita masih sakit melewati 1 minggu maka akan memberikan hasil “Reaktif IgM” dan Reaktif “IgG”.

Kelemahan dan kekuatan dari tubuh kita adalah pada saat kita terkena infeksi virus, apapun virus itu pada umumnya akan meningkatkan IgM (1 mggu pertama) dan IgG (1-2 minggu) dan peningkatan kadar ini akan terbaca oleh alat test “Rapid Test Virus”.

Jadi apapun virus itu jika menginfeksi tubuh kita akan memberikan hasil reaktif pada “Rapid Test” walaupun itu “Rapid test Covid-19”, Test ini tidak dapat membedakan mana Covid-19 mana Infeksi Virus yang bukan Covid-19, karena hasilnya sama saja.

Jadi  tidak ada alasan kalau kita harus bimbang hasilnya reaktif..apalagi jika hanya diperiksa pakai “Rapid test” karena hasilnya tidak bisa menjamin kita yang reaktif terinfeksi Covid-19. Hanya pemeriksaan PCR yang dapat mendiagnosa kita dengan pasti positif atau negatif covid-19.

Hidup normal saja, makan biasa aja, pikiran relaks, nikmati situasi yang ada (WFH), dan lainnya yang biasa kita lakukan tapi tetap berjaga-jaga seperti pakai masker diluar rumah, pakai HS jika perlu saja, jaga jarak dan diam dirumah aja (keluar jika ada keperluan penting).

Mari kita tanamkan stigma dan pengetahuan seperti itu terhadap anggota keluarga, agar supaya mereka paham atau mengerti dalam menghadapi semuanya itu dengan benar tanpa ada beban sedikitpun.

Sumber : Tulisan dari Michael Tumbol. S.Farm..Apt, M.Kes (Pakar Mikrobiologi, dosen Analis Kesehatan Poltekkes Manado).

Silahkan sobat bagikan jika menganggap informasi ini penting untuk banyak orang.